Club Cooee

Selasa, 28 Agustus 2012

0 penggolongan dan nomor-nomor akun perusahaan jasa

penggolongan dan nomor-nomor akun perusahaan jasa


1. Harta/Aktiva No.Akun
a. Harta lancar (100)
-Kas 111
-Piutang usaha 112
-Perlengkapan 113
-Surat-Surat berharga 114
-Iklan dibayar dimuka 115
-Sewa dibayar dimuka 116
b. Harta tetap
-Tanah 121
-Peralatan 122
-Akumulasi penyusutan peralatan 123
-Gedung 124
-Akumulasi penyusutan gedung 125
c. Investasi jangka panjang
-Investasi dalam saham 131
-Investasi dalam obligasi 132
d. Harta tidak berwujud
-Goodwill 141
-Hak paten 142
-Hak cipta 143
-Hak merek 144
e.Harta lain-lain
-Gedung dalam proses 151
2. Kewajiban dan Modal/Passiva
1. Utang (200)
a. Utang jangka pendek/lancar
-Utang usaha 211
-Utang gaji 212
-Utang pajak 213
-Utang bunga 214
-Asuransi diterima dimuka 215
-Sewa diterima dimuka 216
b. Utang jangka panjang
-Utang obligasi 221
-Utang hipotik 222
2. Modal (300)
-Modal pemilik 311
-Prive pemilik 312
3. Pendapatan (400)
-Pendapatan jasa/usaha 411
-Pendapatan lain-lain 412
4. Beban-beban (500)
-Beban gaji 511
-Beban air, listrik, dan telepon 512
-Beban pajak 513
-Beban bunga 514
NB : Jika dipisah pendapatan lain-lain dengan Beban lain-lain, maka (600)
-Pendapatan lain-lain 611
-Beban lain-lain 621


1…kelompok aktiva
11.. aktiva lancer
1111 kas
1112 kas kecil
1113 surat-surat berharga
1114piutangwesel
1115piutang dagang
1116 piutang lain-lain
1117 sediaan barang dagangan
1118 sediaan perlengkapan
1119 biaya dibayar dimuka
1120 pendapatan yang masih harus diterima
12.. aktiva tidak lancar
1211 investasi dalam saham
1212 investasi dalam obligasi
1213 investasi dalam tanah
1214 tanah (tempat perusahaan)
1215 gedung
1216 akumulasi penyusutan gedung
1221 goodwill
1222 merek dagang
13.. aktiva lain-lain
1311 aktiva tetap yang tidak digunakan (habis masa penggunaan)
1312 beben yang ditangguhkan (beben penelitian,pemasaran)
2… kelompok kewajiban
21.. kewajiban lancar
2111 hutang wesel jangka pendek
2112 hutang dagang
2113 hutang dividen
2114 hutang pajak
2115 hutang beban
2116 uang muka penjualan
22.. kewajiban jangka panjang
2211 hutang wesel jangka panjang
2212 hutang hipotik
2213 pinjaman obligasi
3… kelompok ekuitas
3111 modal saham biasa
3112 modal saham preferen
3113 agio saham atau (disagio saham)
3114 modal sumbangan
3115 cadangan tujuan
3116 cadangan umum
3117 saldo laba belum dicadangkan
4… kelompok pendapatan
41.. pendapatan usaha (pada perusahaan dagang)
4111 penjualan
4112 retur penjualan dan pengurangan harga
4113 potongan penjualan
42.. pendapatan luar usaha (untuk perusahaan dagang)
4211 pendapatan bunga
4212 laba penjualan aktiva tetap
4213 pendapatan deviden dari perusahaan lain
4214 laba penjualan surat berharga
5… kelompok beban
51.. beban usaha
5111 pembelian
5112 biaya angkut pembelian (biaya angkut masuk)
5113 retur pembelian dan pengurangan harga
5114 potongan pembelian
5211 gaji pegawai bagian penjualan
5212 beban iklan
5213 beban perlengkapan toko
5311 beban gaji pegawai administrasi dan umum
5312 beban perlengkapan kantor
5313 beban penyusutan peralatan kantor
54.. beban diluar usaha (pada perusahaan dagang)
5411 beban bunga
5412 rugi penjualan aktiva tetap
6… prive

0 Pengantar Akuntansi Internasional

Pengantar Akuntansi Internasional

A. Memahami sifat dan ruang lingkup akuntansi internasional
Akuntansi sangat diperlukan untuk mereka yang mengadakan transaksi jual beli atau bergelut dalam dunia bisnis. Akuntansi juga membantu manajemen dalam pengambilan keputusan. sehingga dapat kita simpulkan bahwa akuntansi adalah suatu proses pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan, dan pelaporan transaksi ekonomi (keuangan) dari suatu organisasi / entitas yang dijadikan sebagai informasi dalam rangka mengambil keputusan ekonomi oleh pihak – pihak yang memerlukan. Pengertian ini juga dapat melingkupi penganalisisan laporan yang dihasilkan oleh akuntansi tersebut.
Pengertian Akuntansi Internasional Iqbal, Melcher dan Elmallah (1997:18) mendefinisikan akuntansi internasional sebagai akuntansi untuk transaksi antar negara, pembandingan prinsip-prinsip akuntansi di negara-negara yang berlainan dan harmonisasi standar akuntansi di seluruh dunia. Suatu perusahaan mulai terlibat dengan akuntansi internasional adalah pada saat mendapatkan kesempatan melakukan transaksi ekspor atau impor.
Klasifikasi akuntansi internasional dapat dilakukan dalam dua cara,yaitu:
a) Dengan pertimbangan
Klasifikasi dengan pertimbangan bergantung pada pengetahuan, intuisi dan pengalaman.
b) Secara empiris
Klasifikasi secara empiris menggunakan metode statistic untuk mengumpulkan data prinsip dan praktek akuntansi seluruh dunia.
Beberapa fakor yang dapat mempengaruhi perkembangan Akuntansi Internasionai :
1.Sumber pendanaan
2. Sistem Hukum
3. Perpajakan
4. Ikatan Politik dan Ekonomi
5. Inflasi
6. Tingkat Perkembangan Ekonomi
7. Tingkat Pendidikan
8. Budaya
B. Menjelaskan isu-isu akuntansi yang diciptakan oleh perdagangan internasional
adanya isu-isu akuntansi internasional di sebabkan terjadi nya transaksi/perdagangan secara internasional. investasi asing langsung (FDI)adalah bagian dari isu-isu akuntansi internasional.
FDI (Foreign Direct Investment) atau investasi langsung luar negeri → sebuah perusahaan dari satu negara menanamkan modalnya dalam jangka panjang ke sebuah perusahaan di negara lain → perusahaan yang ada di negara asal (biasa disebut ‘home country’) bisa mengendalikan perusahaan yang ada di negara tujuan investasi (biasa disebut ‘host country’) baik sebagian atau seluruhnya→ Caranya dengan si penanam modal membeli perusahaan di luar negeri yang sudah ada atau menyediakan modal untuk membangun perusahaan baru di sana atau membeli sahamnya sekurangnya 10%.
Terdapat empat tujuan utama FDI (Foreign Direct Investment) yaitu:
1. Pencari sumber daya,
2. Pencari pasar,
3. Pencari efesiensi dan
4. Pencari asset strategi.
FDI menciptakan dua isu utama:
• Kebutuhan untuk mengkonversi dari lokal ke US GAAP sejak pencatatan akuntansi biasanya disusun dengan menggunakan GAAP lokal.
• Kebutuhan untuk menerjemahkan dari mata uang lokal ke dolar AS sejak catatan akuntansi biasanya disusun dengan menggunakan mata uang lokal.
C. Jelaskan alasan untuk, dan isu-isu akuntansi yang terkait dengan, Investasi Asing Langsung
Terdapat beberapa motif strategi mengapa perusahaan-perusahaan melakukan investasi ke luar negeri. Motif-motif tersebut antara lain:
1. Motif mencari pasar; perusahaan melakukan investasi keluar negeri awalnya di dorong oleh keinginan untuk memproleh tambahan pendapatan dengan memasok barang produksinya ke pasar yang baru.
2. Motif mencari bahan baku; motif ini menjadi motif domonan yang kedua. Katagori bahan baku antara lain adalah minyak, barang-barang tambang maupun hasil hutan.
3. Motif mencari efisiensi produksi; hal ini di lakukan pa da Negara yang memiliki factor produksi yang lebih muarah relative pada negara lain.
4. Motif mencari teknologi dan kaehlian manajemen dengan beroperasi di luar negeri seperti perusahaan Jerman, Belanda,Jepang.
5. Motif mencari keamanan politis.
Dalam menentukan untuk berinvestasi ke luar negeri, manajer harus memastikan bahwa perusahaan memiliki keunggulan yang memungkinkan untuk bersaing pada pasar local (home market). Keunggulan kompetitif tersebut harus merupakan bentuk yang spesifik dari perusahaan, dapat dipindahkan dan cukup kuat untuk menggati kemungkinan terjadinya resiko dari operasi luar negeri.
Terdapat banyak bentuk keunggulan kompetitif yang memungknkan perusahaan dapat bertahan baik di pasar lokal maupun luar negeri. Keunggulan tersebut adalah terdapatnya skala ekonomis, skop ekonomis, keahlian manajerial dan pemasaran, keunggulan teknologi, kekuatan keuangan, diferensiasi produk dan kompetitif pasar dalam negeri. Setelah itu pemilihan daerah investasi dapat dilakukan dengan melakukan pemeringkatan peluang-peluang investasi diberbagai negara. Kemudian dipilih negara dengan ranking teratas. Kriteria penentuan ranking dapat dilakukan dengan berbagai kriteria sessuai dengan prioritas si pembuat keputusan. Motif perilaku dalam pertimbangan strategik dapat dipengaruhi oleh rangsangan lingkungan eksternal dan komitmen individu denga kelompok. Kenegara mana investasi harus dilakukan, keputusan tentang ke negara mana investasi ke luar negeri dilakukan di pengaruhi oleh factor-faktor ekonomi dan perilaku. Keputusan untuk berinvestasi keluar negeri yang pertama kali juga tidak sama dengan keputusan untuk ber-reinvestasi.
Perusahaan perlu mengidentifikasikan keunggulan yang mereka miliki dan kemudian mencari pasar yang tidak sempurna di mana perusahaan dapat menikmati dan meningkatkan keunggulan kompetitif yang mereka miliki.
Perusahaan sering kali telah mengikuti tahap-tahap yang mendeskripsikan dalam teori perilaku perusahaan. Namun sering kali kemampuan rasional untuk memproses dan menganalisa semua informasi untuk membuat keputusan yang sempurna mngalami kebuntuan.
Lokasi investasi internasional mempunyai arti penting bagi perusahaan internasional. Untuk menentukan lokasi dari investasi luar negeri, perlu di pertimbangkan secara cermat berbagai hal sebagi berikut:
1. Tingkat perkembangan perusahaan pada dasr domestic dank e ekonomiannya yang memerlukan diversivikasi pasaran tidak hanya pada lokaso dalam negeri.
2. keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif perusahaan. Keunggulan kompetitif ini di kaitkan dengan lokasi dimana terdapat ketidaksempurnaan pasar dan perusahaan dapat menghasilkan tingkat pengembalian modal yang cukup menarik.
3. aplikasi dari teori perilaku yang dinyatakan dalam teori prosese internalisasi (intenalization process theory) dan teori hubungan kerja internasional (international network theory).

Kamis, 23 Agustus 2012

0 Cheat Hujan Perjuangan Semut

Cheat Hujan Perjuangan Semut, oke saya akan berbagi cara untuk melakukan Cheat Hujan Perjuangan Semut atau bisa dibilang Cheat Triple Peluru Perjuangan Semut, mau ta caranya? check this out! 

Pertama, siapkan :1. Cheat Engine, belum punya? silakan download disini2. Mental, kenapa? karena kalo ke banned saya tidak bertanggung jawab :D Kedua, Ikuti langkah berikut :1. Masuk ketempat latihan2. Buka Cheat Engine versi berapa aja, dan Open Process, dan pilih sesuatu seperti plugin-container.exe3. Centang Speed Hack di Cheat Engine dan ubah value dari 1 jadi 0, lalu Apply4. klik double peluru 1 kali5. Kembali ke Cheat Engine, masukan angka 3, lalu klik First Scan6. Kembali ke game, tekan double peluru lagi7. Kembali ke CE, lalu masukan angka 5, dan klik Next Scan8. Masih di CE, ubah Speed Hack dari 0 ke 1, dan Apply9. Kembali ke game, dan tekan spasi hingga char anda menembak10. Setelah selesai, klik 3 peluru11. Kembali ke CE, masukan angka 1, dan klik Next Scan12. setelah itu akan keluar 3 atau 1 address, seperti yang terlihat digambar bawah di no 113. lalu klik 2 kali addres tersebut sehingga akan muncul di bawah14. ubah valuenya dengan mengklik address yg di bulatin (2)15. terakhir ubah angkanya menjadi 15, ingat maksimal 15 ya, karena 16 keatas akan mengakibatkan super LAG:)
 Happy Cheating!


Dan ini khusus buat yang masih bingung, ada videonya :D 






0 Ricardo Kaka " Alqur'an lebih indah dari perkataaan manusia



Ricardo Kaka, bintang sepak bola asal Brazil mengatakan, “Al-Quran lebih indah dari perkataan manusia dan merupakan sebuah mukjizat.” Pemain yang bernama asli Ricardo Izecson dos Santos Leite yang kini bermain untuk grup asal Spanyol Real Madrid ini menambahkan, “Saat kita membaca Al-Quran, maka setiap orang akan menyadari bahwa ini bukan hasil karya seorang manusia melainkan sebuah mukjizat.”


Ketua Bidang Agama Perhimpunan Lembaga-lembaga Agama Brazil berkomentar mengenai Kaka, ia mengatakan, “Kaka adalah seorang Kristian yang religius, akan tetapi religiusitasnya ini tidak menjadi penghalang baginya untuk mengungkapkan rasa hormatnya kepada agama-agama lain, melainkan ia memberikan perhatiannya kepada spiritual.

Bersamaan dengan ini, imam jamaah masjid Gorolius di Brazil sembari menolak berita mengenai kemusliman bintang Brazil ini mengatakan, “Kaka adalah seorang Kristian yang rajin ke gereja, akan tetapi ia senang mendengarkan Al-Quran.”

Dari sisi lain, Ketua Lembaga Dakwah Islam di Brazil mengatakan bahwa setelah mendengarkan Al-Quran, perilaku Kaka menjadi berubah, ia memberikan penghormatannya yang mendalam kepada Islam dan muslim.

Dia menegaskan, “Kecintaan dan penghormatan Kaka terhadap agama Islam akan memberikan iklim baru bagi para pendukung bintang Brazil dan tim Real Madrid ini.”

Dikatakan, pemain yang dulu pernah membela tim asal Italia Ac Milan ini, bulan lalu setelah hadir di masjid yang khusus untuk para wisatawan di kota Dubai, Uni Emirat Arab mengatakan bahwa Islam merupakan agama yang murah hati dan pengasih, dan dengan melihat perilaku terpuji para Muslim, membuatnya tertarik untuk mengenal dan mengkaji agama ini lebih jauh.

Selasa, 24 Juli 2012

0 Translasi Lap Keu Part 2: Prosedur Translasi Ke Dalam Mata Uang Fungsional

Prosedur Translasi Mata Uang Asing
Di “Prosedur Translasi (Laporan Keuangan) Mata Uang Asing Menurut IFRS Part 1” sudah dibahas mengenai cara mentranslasikan laporankeuangan anak perusahaan—yang menggunakan mata uang asing—ke dalam mata uang pelaporan perusahaan induk. Di Part 2 ini JAK akan membahas prosedur translasi ke dalam mata uang fungsional, masih berdasarkan IFRS, tepatnya IAS 21. Sebagai tambahan JAK juga akan bahas mengenai prosedur mengkonversikan transkasi mata uang asing, dan disklosur-disklosur (footnotes) yang diperlukan sehubungan dengan translasi mata uang asing.
Metode translasi ke dalam mata uang fungsional digunakan APABILA mata uang fungsional anak perusahaan (subsidiary) BUKAN mata uang lokal yang berlaku dimana anak perusahaan beroperasi.
Misalnya: Masih merujuk pada contoh kasus yang saya gunakan di part 1. Jika mata uang fungsionalnya JAK Pte Ltd (yang beroperasi di Singapore) kebetulan bukan SIN$, maka metode yang digunakan adalah translasi ke dalam mata uang fungsional, yang akan saya bahas di part 2 ini.
Catatan: Jika belum tahu apa itu “mata uang fungsional”, silahkan baca Part 1.
Dua indikasi lain (selain mata uang fungsional yang bukam mata uang lokal) yang bisa digunakan sebagai patokan untuk menggunakan metode ini, yaitu:
  • Anak perusahaan (subsidiary) memiliki pola operasional yang terintegrasi begitu dekat dengan perusahaan induk. Misalnya: sebagian poses pembuatan barang dagangan di buat di anak perusahaan dan sebagiannya lagi di perusahaan induk, atau sebagian besar produk yang dijual di perusahaan anak adalah hasil produksi perusahaan induk atau sebaliknya.
  • Harga jual barang/jasa dipengaruhi oleh mata uang SELAIN mata uang lokal; ATAU sebagian besar pendanaan, penjualan, dan pengeluaran (cost & expenses) didenominasi (alias diukur) dalam satuan nilai SELAIN mata uang lokal.
Dalam menggunakan metode tranlasi ini, anda mentranslasikan item-item yang bersifat moneter (alias monetary items, yaitu: kas dan transaksi-transksi yang dilunasi dengan kas—misalnya: piutang, utang, pinjaman) dengan menggunakan RATE PENUTUPAN (closing rate) pada tanggal laporan keuangan anak perusahaan (catatan: mengenai spot exchange rate silahkan baca di part 1). Sedangkan akun aset dan liabilitas lainnya (persediaan, prepaid, aset tak lancar, dan ekuitas) di translasikan dengan menggunakan rate pertukaran yang berlaku pada tanggal (saat) masing-masing transaksi terjadi.
Berikut dalah prosedur lengkapnya:
Langkah-1. Pastikan bahwa mata uang fungsional anak perusahaan BUKAN mata uang lokal yang berlaku dimana anak perusahaan beroperasi (mengenai konsep mata uang fungsional silahkan baca part 1).
Langkah-2. Pergunakan ‘nilai tukar’, sesuai dengan situasi yang ada, untuk mentranslasikan laporan keuangan anak perusahaan ke dalam mata uang fungsional. Berikut adalah ‘nilai-tukar’ yang dipergunakan untuk masing-masing akun:
  • Pergunakan rate penutupan (closing rate) pada tanggal laporan keuangan anak perusahaan untuk: semua akun yang tergolong monetary items (kas dan transkasi-transkasi yang diselesaikan/dilunasi dengan kas).
  • Pergunakan rate historis (yang berlaku pada saat transaksi terjadi) untuk: semua non-monetary items (aset dan liabilitas yang tidak diselesaikan dengan kas)—yang diukur menggunakan cost historis dalam mata uang asing, misalnya: persediaan, aset tak lancar, intangible—termasuk penyusutan dan amortisasi—dan ekuitas yang diukur dengan menggunakan cost histories.
  • Pergunakan nilai tukar yang berlaku pada saat PENENTUAN NILAI WAJAR (fair value) dilakukanuntuk: semua non-monetary items yang diukur dengan menggunakan nilai wajar, dalam mata uang asing.
  • Pergunakan nilai tukar rata-rata tertimbang (weighted averageuntuk: semua item pendapatan dan biaya, kecuali yang sudah menggunakan nilai tukar yang sesuai saat transkasi (atau sudah diketahui).
Langkah-3. Catat (atau akui) selisih rate ke dalam Laba/Rugi.
Langkah-4. Sebagai langkah akhir (setelah translasi ke mata uang fungsional selesai dilakukan dan selisih rate telah diakui), apabila mata uang fungsional TIDAK SAMA dengan mata uang pelaporan, tentunya anda masih harus mentranlasikannya lagi ke mata uang pelaporan (lihat prosedurnya di part 1).
Catatan penting:
Dalam mentranslasikan “Laporan Laba Rugi”, bisa jadi anda menemukan item-item laba rugi yang dipengaruhi oleh item-item Neraca yang sudah ditranslasikan dengan menggunakan nilai tukar historis—khususnya non-monetary items. Misalnya: Harga Pokok Penjualan (COGS) dipengaruhi oleh nilai persediaan (di Neraca) yang sudah ditranslasikan dengan menggunakan rate pada saat persediaan diproduksi. Dalam kondisi demikian, untuk mentranslasikan COGS anda harus menggunakan nilai tukar (rate) yang sama seperti yang anda gunakan dalam mentranslasikan persediaan (di Neraca). Pendekatan yang sama bisa anda gunakan untuk kondisi-kondisi serupa, misalnya: untuk biaya penyusutan dan amoritisasi.

Translasi Untuk Tranaksi-Transaksi Dengan Mata Uang Asing

Supaya tidak membingungkan, perlu saya garis-bawahi, bahwa: prosedur ini BERLAKU UMUM, dalam pengartian: berlaku untuk semua transaksi yang menggunakan mata uang asing, di PERUSAHAAN MANAPUN (baik perusahaan induk yang memiliki anak perusahaan maupun perusahaan tunggal yang tidak memiliki anak perusahaan), sepanjang itu berupa transkasi yang menggunakan mata uang asing. Itu sebabnya mengapa prosedur ini dipisahkan dari 2 metode sebelumnya (di part 1 dan 2).
Bagaimana prosedurnya?
Pada dasarnya, transaksi dengan mata uang asing anda konversikan ke dalam mata uang pelaporan dengan menggunakan ‘spot-exchange rate’ (sejauh-jauhnya menggunakan closing rate) pada tanggal masing-masing transaksi.
Selanjutnya anda perlu membuat adjustment pada saldo akun yang didenominasi dengan menggunakan maa uang asing (selain mata uang pelaporan), pada tanggal laporan keuangan (baik tahunan maupun interim)—agar mewakili perubahan rate yang terjadi sejak laporan keuangan sebelumnya dibuat (atau sejak transkasi terjadi jika itu dalam periode yang sama)
Selisih yang timbul akibat konversi (populer dengan istilah “selisih rate”) diakui langsung di “Laporan Laba Rugi” untuk periode pasa saat selisih terjadi.
Berikut adalah ketentuan-ketentuan yang perlu anda perhatikan:
1. Jika perusahaan terlibat langsung dalam transaksi yang menggunakan mata uang selain mata uang melaporan, maka ADJUSTMENT SELISIH yang timbul akibat konversi rate (dari mata uang asing ke mata uang pelaporan) langsung diakui sebagai LABA/RUGI di LAPORAN LABA RUGI dalam periode itu juga.
Catatan: Selisih seperti ini akan terus berlangsung dari waktu-ke-waktu, dan anda bisa menggunakan pendekatan yang sama untuk pelaporan di periode-periode berikutnya—sampai tranaksi-transkasi tersebut tidak diikutsertakan lagi di dalam laporan keuangan.
2. Selisih (laba/rugi) rate TIDAK dibuatkan adjustment untuk transkasi-transaksi yang masuk ke dalam item laporan keuangan bersifat jangka panjang yang menggunakan metode EQUITY. Ciri utama item jenis ini yaitu: tanggal penyelesaian (atau pelunaasan) belum diketahui denga pasti. Untuk kasus ini, anda sebaiknya menggunakan prosedur seperti tranlasi laporan keuangan perusahaan anak ke laporan keuangan perusahaan induk (lihat part 1 dan Translasi ke dalam mata uang fungsional di atas).
3. Jika ada perubahan nilai tukar yang bersifat material yang mempengaruhi laporan keuangan anak perusahaan, dan terjadinya setelah tanggal laporan keuangan anak perusahaan—yang telah diikutsertakan dalam laporan keuangan yang akan diaudit, maka anda perlu memberikan penjelasan mengenai perubahan tersebut di dalam “Rincian dan Penjelasan Laporan Keuangan” (footnote).
Selanjutnya, kita lihat disklosur (dalam footnote) yang diikutsertakan dalam Laporan Keuangan, sehubungan dengan translasi.

Footnote Yang Diperlukan Sehubungan Dengan Translasi Mata Uang Asing

Banyak transaksi dan item (dalam laporan keuangan) yang tidak bisa dipahami begitu saja oleh pembaca laporan keuangan—terutama investor, terlebih-lebih laporan keuangan yang disusun dengan melalui proses translasi.
Masalahnya, adalah tidak mungkin bagi akuntan (dan orang accounting yang menyusun laporan keuanganpada umumnya) untuk menyertakan setiap fase rincian kalkulasi ke dalam laporan keuangan. Untuk itulah footnote diperlukan.
Dalam laporan keuangan yang disusun melalui proses translasi, ada beberapa item yang karena kondisi tertentu, memerlukan footnote khusus, diantaranya:
Laba/Rugi sehubungan dengan pertukaran mata uang (termasuk translasi), harus dinyatakan dengan jelas dalam footnote. Contoh footnotenya sbb:
Entitas melakukan bisnis dengan beberapa perusahaan di Singapore sehubungan dengan aktivitas operasional ekspor-impor yang berkelanjutan. Hal ini menghasilkan beberapa utang yang didenominasi dalam satuan mata uang SIN$, dengan tunggakan berkisar antara Rp 250,000,000 hingga Rp 500,000,000 pada sewaktu-waktu. Perusahaan tidak melakukan aktivitas pemagaran (hedging) terhadap risiko fluktuasi nilai tukar yang mempengaruhi utang-utang tersebut. Selama periode pelaporan ini, entitas memperoleh manfaat berupa laba selisih kurs, pada utang-utang tersebut, dengan nominal sekitar Rp 75,000,000.”
Item selanjutnya yang membutuhkan footnote khusus yaitu akun “Cadangan Translasi Mata Uang Asing”—di bagian “Ekuitas Pemilik”—yang menampung sekaligus mengakumulasikan selisih akibat translasi dari mata uang fungsional anak perusahaan ke mata uang pelaporan perusahaan induk. Untuk item ini, anda perlu menyertakan footnote yang menjelaskan mengenai: (a) perubahan saldo pada akun ini; (b) nominal pajak penghasilan badan yang dialokasikan ke akun ini; dan (c) berapapun nilai nominal yang dikeluarkan dari akun ini akibat penutupan atau penghentian operasional anak perusahaan. Berikut adalah contoh footnotenya:
Entitas menyajikan ringkasan semua selisih rate yang timbul dari translasi laporan keuangan tiga anak perusahaannya di luar negeri ke dalam laporan konsolidasi, di kelompok ekuitas laporan posisi keuangan. Selama periode laporan, saldo akun ini mengalami penurunan sebesar Rp 2,200,000, sehingga saldo laporan menjadi Rp 220,000,000, mencerminkan pengaruh rugi translasi kumulatif selama periode laporan. Sekitar 35% dari penurunan ini dapat diatribusikan ke perusahaan perkebunannya di Malaysia. Sisa penurunan yang 65% dapat diatribusikan ke dalam pengahapusan bertahap investasi pada anak perusahaan Takayama Co. Ltd di Jepang.”
Item terakhir. Seperti sudah saya sampaikan sebelumnya, bahwa: perusahaan induk perlu membuat footnote untuk mencerminkan perubahan nilai tukar bersifat material yang mempengaruhi laporan keuangan anak perusahaan, dan perubahan tersebut terjadi setelah tanggal laporan keuangan anak perusahaan.Contoh footnote nya adalah sebagai berikut:
Sekitar 30% laba perusahaan diperoleh dari penjualan ke Bangkok, Thailand. Pada tanggal 20 Juanuari, setelah laporan ini dibuat, nilai tukar Thailand Bhat (THB) jatuh 15% dibandingkan nilai tukar pada tanggal Laporan Keuangan. Karena semua penjualan ke Thailand didenominasi dalam THB, hal ini mewakili potensi kerugian kerugian sekitar 15% ketika pendapatan dari pelanggan diterima dalam bentuk THB. Saat ini, penurunan nilai tersebut mewakili kerugian pertukaran mata uang asing kurang lebih Rp 280,000,000. Sampai saat laporan ini dirilis, belum ada pembayaran piutang diterima dari pelanggan, sehubungan dengan penjualan tersebut. Pembayaran semua penjualan baru akan diterima di akhir Februari, sehinga kemungkinan akan mengalami fluktuasi lebih lanjut sesuai dengan posisi tukar yang akan berlaku pada saat itu.”
Contoh-contoh footnote yang saya sajikan di atas hanya contoh semata—untuk bisa dijadikan acuan dasar bagi mereka yang belum pernah membuat footnotes untuk kasus tranlasi laporan keuangan. Pada kenyataannya, tentu anda bisa membuat redaksi sendiri—dengan bahasa yang mungkin lebih formal dan mudah dipahami oleh pembaca laporan keuangan—sesuai dengan kondisi yang sesungguhnya.
Dengan footnotes ini, maka pembahasan seri “Prosedur Translasi (Laporan Keuangan) Mata Uang Asing Sesuai IFRS” saya anggap sudah selesai. Untuk lebih lengkapnya, saya sarankan supaya membaca isi IAS 21 yang asli, PSAK terkait, dan interpretasinya, jika ada. Segala bentuk koreksi dan masukan, akan membuat tulisan ini menjadi lebih bermanfaat bagi khalayak pembaca.

0 Prosedur Translasi (Laporan Keuangan) Mata Uang Asing Sesuai IFRS (Part 1)

Translasi Laporan Keuangan Mata Uang Asing IFRS
Di era globalisasi sekarang ini, transaksi bisnis yang menggunakan mata uang asing bukan sesuatu yang aneh, apalagi bagi perusahaan yang memiliki anak perusahaan atau kantor cabang (operasional) di luar Indonesia. Akan tetapi, hingga saat ini, translasi laporan keuangan anak perusahaan—yang menggunakan mata uang asing—masih merupakan tantangan tersendiri bagi sebagian akuntan dan orang accounting pada umumnya. Terlebih-lebih setelah diberlakukannya IFRS. Lewat tulisan ini JAK ingin membahas prosedur translasi (laporan Keuangan) mata uang asing sesuai ketentuan IFRS, satu-per-satu dan selangkah-demi-selangkah.
Translasi (atau konversi) mata uang asing dalam laporan keuangan, buat saya pribadi, bukan sesuatu yang sederhana, apalagi jika harus mengikuti standar pelaporan keuangan yang terus berubah dari waktu-ke-waktu. Prosedurnya itu sendiri sudah rumit, ditambah lagi dengan langkah-langkah prosedur yang lumayan panjang, sehingga urusan mentranslasikan laporan keuangan bermata uang asing, bukan bekerjaan yang mudah.
Tapi jangan khawatir, mudah-mudahan, tulisan JAK ini bisa membantu anda untuk memahami prosedur translasi laporan keuangan bermata-uang asing dengan lebih mudah.
Dalam IFRS, teknis dan prosedur translasi laporan keuangan dengan mata uang asing diatur dalam IAS 21. Dalam PSAK, saya yakin ini diberi kode PSAK 21. Jika anda punya cukup waktu dan bisa memahami panduan IFRS asli dan PSAK, silahkan baca. Jika tidak, silahkan ikuti tulisan ini hingga selesai.
Ada 2 metode yang disarankan oleh IFRS, dalam mentranslasikan laporan keuangan anak perusahaan (subsidiary entities) yang menggunakan mata uang asing, yaitu:
  • Translasi ke dalam mata uang pelaporan (presentation currency); dan
  • Translasi ke dalam mata uang fungsional (functional currency).
Ada kalanya suatu perusahaan tunggal (tidak memiliki perusahaan anak), tetapi bertransaksi dalam mata uang asing, sehingga perlu mengkonversikan nilai nominal transkasi-transaksi tersebut. Untuk itu, yang digunakan BUKAN salah satu dari kedua metode translasi di atas, melainkan prosedur “translasi atas transkasi mata uang asing” secara langsung. Saya juga akan bahas prosedur ini.
Tak kalah pentingnya untuk diketahui oleh mereka yang melakukan pekerjaan translasi laporan keuangan, yaitu “Disklosur khusus—untuk situasi tertentu—sehubungan dengan translasi mata uang asing”.
Saya akan bahas keempat topik tersebut, lewat seri tulisan ini (mudah-mudahan tidak kepanjangan) secara bertahap, satu-per-satu, setahap-demi-setahap. Tetapi sebelum itu, ada satu hal yang sangat penting untuk diketahui yaitu mengenai…

Apa itu Mata Uang Fungsional dan Apa Itu Mata Uang Asing?

Memahami konsep “mata uang fungsional” dan “mata uang asing” adalah kunci untuk memahami prosedur translasi laporan keuangan, secara keseluruhan. Tanpa pemahaman ini, mustahil bisa memahami prosedur translasi laporan keuangan dengan benar.
Kita mulai dengan pertanyaan: apa itu mata uang fungsional (functional currency)?
IFRS mendefinisikannya mata uang fungsional sebagai:
the currency of the primary economic environment in which an entity operates.”
Sehingga, jika saya terjemahkan secara bebas, maka:
“Mata uang fungsional adalah mata uang (yang dipergunakan) dalam lingkungan ekonomi utama dimana perusahaan beroperasi”.
Apakah definisi di atas bisa dipahami? Saya yakin tidak banyak orang yang bisa langsung paham. Begitulah bahasa standard, memang agak sulit untuk dipahami. Itu sebabnya saya agak enggan menggunakan bahasa standar (atau ilmiah). Dalam definisi versi IFRS di atas misalnya, saya yakin tidak semua orang paham dengan istilah “primary economic environment”—bahkan untuk bule sekalipun. Kalau harfiahnya, mungkin semua orang juga tahu, bagaimana dengan makna kontekstualnya?
Yang dimaksud dengan “mata uang lingkungan ekonomi utama” dalam konteks ini, biasanya (tapi tidak selalu), adalah: mata uang yang dihasilkan atau dibelanjakan, secara mayoritas, dalam operasional perusahan.
Lumrah dan logisnya (meskipun tidak selalu), perusahaan menghasilkan dan membelanjakan kas dalam mata uang lokal dimana perusahaan beroperasi. Misalnya: perusahaan-perusahaan yang beroperasi di Indonesia, lumrahnya, menghasilkan dan membelanjakan kas dalam mata uang Rupiah (IDR), secara mayoritas—meskipun ada yang dalam mata uang asing tetapi porsinya tidak banyak.
Sehingga, mata uang fungsional biasanya (meskipun tidak selalu) adalah mata uang lokal dimana perusahaan beroperasi. Misalnya: JAK Corp. punya anak perusahaan bernama JAK Pte Ltd yang beroperasi di Singapore. Maka, lumrahnya, mata uang fungsionalnya JAK Pte Ltd adalah Singapore Dollar (SIN$).
Bagaimanapun juga, seperti telah saya sebutkan berulangulang, “mata uang lokal” TIDAK SELALU otomatis menjadi mata uang fungsional.
Mata uang fungsional, menurut IFRS, adalah mata uang yang:
  • secara mayoritas, mempengaruhi harga jual dan harga beli barang/jasa, ATAU digunakan sebagai pengukur nilai beli atau nilai jual oleh regulator dimana perusahaan beroperasi.
  • secara mayoritas mempengaruhi harga bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya-biaya lain, sehubungan dengan pembuatan produk/jasa yang diperdagangkan.
Sekalilagi, dari petunjuk di atas bisa dilihat bahwa, menurut IFRS:
Mata uang lokal” dimana anak perusahaan beroperasi TIDAK OTOMATIS menjadi mata uang fungsionalnya. Bisa saja mata uang fungsionalnya adalah mata uang asing, jika kriteria di atas terpenuhi. Ini penting. Harus diingat baik-baik.
Sebagai lawan dari mata uang fungsional (functional currency) adalah “mata uang asing” (foreign currency). Sehingga yang dimaksudkan dengan “mata uang asing”—dalam konteks pelaporan keuangan—adalah: mata uang selain mata uang fungsional. Dan yang dimaksudkan dengan “transaksi mata uang asing” adalah transkasi-transaksi yang diukur (atau istilah standarnya “didenominasi”) dalam satuan mata uang selain mata uang fingsional atau memerlukan pelunasan dalam mata uang selain mata uang fungsional—yang timbul ketika perusahaan:
  • Membeli dan menjual barang atau jasa dalam bentuk kredit yang harganya didenominasi (diukur) dalam satuan mata uang asing.
  • Meminjam atau meminjamkan dana atau utang-piutang yang didenominasi dalam mata uang asing.
  • Memperoleh/membeli atau menjual aset tetap dalam mata uang asing.
  • Melunasi kewajiban yang didenominasi (diukur) dalam satuan mata uang asing.
Misalnya: Jika meneruskan contoh sebelumnya, dimana mata uang fungsional JAK Pte Ltd adalah SIN$, maka mata uang apapun selain SIN$ adalah “mata uang asing” bagi JAK Pte Ltd. Dan, transkasi-transaksi dalam mata uang apapun selain SIN$ adalah “transaksi mata uang asing” bagi JAK Pte Ltd.
Mengenai konsep mata uang fungsional, mata uang asing, dan transaksi mata uang asing, saya rasa sudah cukup jelas (jika belum, silahkan dibaca kembali, pelan-pelan atau tanyakan via ruang komentar). Berikutnya kita bahas bahas prosedur translasi, satu-per-satu, langkah-demi-langkah. Kita mulai dengan translasi ke dalam mata uang pelaporan…

Prosedur Translasi Ke Dalam Mata Uang Pelaporan (Presentation Currency)

Prosedur ini dipergunakan jika mata uang fungsional perusahaan anak adalah mata uang lokal dimana perusahaan anak beroperasi.
Misalnya: dari contoh kasus sebelumnya. JAK Corp berkedudukan di Indonesia memiliki perusahaan anak JAK Pte Ltd yang beroperasi di Singapore. Mata uang lokal Singapore sudah pasti SIN$. Jika (setelah diteliti), ternyata mata uang fungsional JAK Pte Ltd kebetulan juga SIN$, maka prosedur yang dipergunakan adalah “prosedur translasi ke dalam mata uang pelaporan.
Apa itu mata uang pelaporan?” mungkin ada yang bertanya seperti itu.
Yang dimaksud dengan “mata uang pelaporan” (presentation currency) adalah mata uang yang dipergunakan oleh perusahaan induk dalam melaporkan seluruh aktivitas operasional usahanya, termasuk operasional anak-anak perusahaan yang ada di luar negeri.
Sehingga “Translasi ke dalam mata uang pelaporan” artinya, mengkonversikan laporan keuangan anak perusahaan—yang menggunakan mata uang lokal dimana beroperasi sebagai mata uang fungsional—ke dalam dalam mata uang pelaporan perusahaan induk.
Misalnya:
JAK Corp berkedudukan di Indonesia, listing di BEJ, mata uang pelaporan JAK Corp di BEJ adalah Indonesian Rupiah (IDR). Merujuk ke contoh kasus sebelumnya, maka akuntan JAK Corp perlu mentranlasikan laporan keuangan anak perusahaannya yang di Singapore (JAK Pte Ltd)—yang menggunakan SIN$ sebagai mata uang fungsional—ke dalam satuan IDR, sebelum diikutsertakan (atau dikonsolidasikan) ke dalam laporan keuangan JAK Corp di Indonesia.
(Notetranslasi tidak harus dilakukan oleh perusahaan induk, pada prakteknya bisa saja dilakukan oleh anak perusahaan sebelum mengirimkan laporan keuangannya ke perusahaan induk).
Penting untuk diketahui: ”mata uang lokal” dimana perusahaan induk berkedudukan TIDAK serta-merta menjadi mata uang pelaporan. Dalam kasus JAK Corp yang berdudukan di Indonesia tadi misalnya, jika disamping listing di BEJ JAk Corp juga listing di Nasdaq (Amerika Serikat), maka mata uang pelaporannya untuk di Nasdaq adalah USD. Atau bisa jadi mengunakan USD baik untuk di BEJ maupun di Nasdaq. Jika ini situasinya, maka laporan keuangan JAK Pte Ltd (yang menggunakan SIN$ sebagai mata uang fungsional) ditranslasikan ke dalam USD.
Nah, bagaimana prosedur translasi ke dalam mata uang pelaporan? Berikut adalah langkah-langkahnya:
Langkah-1. Identifikasi dan Tentukan Mata Uang Fungsional Anak Perusahaan (subsidiary) – Seperti sudah saya sampaikan di atas, anak perusahaan bisa saja bertransaksi dalam beragam mata uang. Untuk itu, sebelum translasi dilakukan, perlu mengidentifikasi mata uang fungsionalnya. (Lihat caranya dalam penjelasan sebelumnya mengenai konsep mata uang fungsinal)
Langkah-2. Konversikan Transaksi Anak Perusahaan Ke Dalam Mata Uang Fungsionalnya – Setelah di langkah-1 selesai dilakukan (dan mata uang fungsional telah diketahui), maka di langkah yang kedua ini anda mengkonversikan semua transkasi yang terjadi di perusahan anak (apapun mata uangnya) ke dalam mata uang fungsionalnya. Penting untuk diperhatikan, semua anak perusahaan sebaiknya menggunakan mata uang fungsional secara konsisten dari tahun-ke-tahun, sehingga ada basis perbandingan yang pasti ketika pelaporan muti-tahun diperlukan.
Langkah-3. Konversikan hasil Laporan Posisi Keuangan (Neraca) ke Mata Uang Pelaporan – Setelah semua laporan keuangan anak perusahaan dikonversikan ke mata uang fungsionalnya (langkah-2), di langkah ketiga ini anda mengkonversikan semua laporan keuangan (baik anak perusahaan maupun induknya). Bisa saja perusahaan induk juga bertransaksi dalam beragam mata uang, selain mata uang pelaporannya. Misalnya: untuk pelaporan listing di Nasdaq, JAK corp menggunakan USD sebagai mata uang pelporan, sementara sebagian besar transkasi di JAK corp dalam IDR. Dalam situasi ini maka laporan posisi keuangan (Neraca) JAK corp—sebagai perusahaan induk-pun perlu dikonversikan ke dalam mata uang pelaporan.
Yups. Hanya tiga langkah saja. Mudah bukan?
Oopps.. ada ketentuan khusus yang harus diperhatikan APABILA perusahaan (entah anak atau induk perusahaan) berada dalam lingkungan ekonomi yang mengalami inflasi di luar batas kewajaran (bahasa standardnya “Hyperinflasi”). IAS 21 menyebutkan beberapa indikasi utama yang menunjukan adanya hyperinflasi—dalam suatu negara, yaitu:
  • Perilaku populasi terhadap mata uang lokal;
  • Harga yang bertautan dengan indeks harga; dan
  • Akumulasi rate inflasi selama tiga tahun mendekati atau mencapai 100%.
(CatatanTolong jangan tanya saya megenai indikasi yang pertama dan kedua, karena jujur saja saya belum mencari tahu apa yang dimaksudkan dalam hal ini. Sejauh yang saya tahu, dalam prakteknya, yang dijadikan patokan utama adalah indikasi yang ketiga. Akan sangat bermanfaat bila ada yang berkenan sharing mengenai indikasi yang pertama dan kedua).
Prosedur translasi khusus seperti apa yang harus dipergunakan bila perusahaan berada dalam lingkungan ekonomi yang mengalami hyperinflasi?
Jika perusahaan berada dalam lingkungan ekonomi yang mengalami hyperinflasi, menurut IFRS (IAS 21),maka LANGKAH-3 diatas harus memperhatikan 4 ketentuan berikut ini:
  • Tranlasikan semua ASET dan LIABILITAS dengan menggunakan “nilai tukar penutupan” (closing rate)—termasuk komparasinya (jika ada). Sebagai informasi tambahan, yang dimaksud dengan closing rate dalam hal ini adalah “spot exchange rate” pada TANGGAL NERACA. Sementara yang dimaksud dengan “spot exchange rate” adalah nilai tukar yang bisa direalisasikan segera untuk pertukaran mata uang pada waktu tertentu (dalam hal ini adalah pada tanggal neraca).
  • Translasikan (konversikan) semua PENDAPATAN dan BIAYA/COST dari masing-masing Laporan Laba Rugi—termasuk komparasinya (jika ada)—dengan menggunakan nilai tukar (exchange rate) pada TANGGAL TRANSAKSI. Jika rate per transaksi tidak diketahui, sebagai alternative anda bisa menggunaka “rate rata-rata” selama kurun waktu periode pelaporan.
  • Akui selisih pertukaran—atas konversi yang dilakukan—di akun “Pendapatan Kemprehsif Lain” pada laporan “Laba/Rugi Komperhensive.” Pada Neraca konsolidasi perusahaan induk, selisih pertukaran diamasukan ke dalam kelompok “Ekuitas” sebagai “Cadangan Translasi Mata Uang Asing” hingga anak perusahaan ditutup (tidak beroperasi lagi). Lihat prosedur berikutnya…
  • Pada saat penutupan (penghentian operasional) anak perusahaan, akumulasi nilai selisih pertukaran yang selama ini berada di akun “Cadangan Translasi Mata Uang Asing” direklasifikasikan dari equity ke Laba atau Rugi (sebagai adjustment) bersamaan dengan pengakuan “Laba/Rugi Penutupan Anak Perusahaan.”
Sebelum lanjut ke metode translasi berikutnya, mungkin ada yang bertanya-tanya:
Persisnya, nilai tukar (rate) mana yang digunakan?” Silahkan baca catatan khusus di bawah ini…

Rate Pertukaran Yang Digunalan Dalam Perhitungan Konversi Mata Uang Asing

Berikut adalah patokan dasar yang bisa digunakan dalam menghitung konversi mata uang asing secara umum:
  • Jika ADA, maka rate pertukaran yang digunakan adalah closing rate pada tanggal transaksi (lihat penjelasan prosedur di atas).
  • Jika TIDAK ADA closing rate, maka bisa menggunakan rate yang paling dekat dengan tanggal transaksi (rate yang berlaku besok paginya)
  • Jika ‘tanggal-laporan-keuangan-yang-akan-konversikan (ditranslasikan)’ berbeda dengan ‘tanggal-laporan-keuangan-kemana-akan dikonversikan (ditranslasikan)’ maka tentukan tanggal yang paling sesuai untuk dipergunakan sebagai basis translasi secara keseluruhan—untuk kemudian digunakan sebagai rate untuk konversi.
  • Jika ada ada beberapa rate yang tersedia sebagai basis translasi, maka gunakan rate basis translasi yang bisa digunakan sebagai basis rate perhitungan dana yang akan dipergunakan saat pembagian dividen. Sebagai alternative, bisa juga menggunakan rate yang akan digunakan untuk melakukan pembayaran (pelunasan) kepada pihak ketiga.
Di luar prosedur (dan ketentuan rate konversi) di atas, ada prinsip penting yang harus diperhatikan dalam melakukan translasi yaitu:
Kaitan ekonomis antar-elemen dalam laporan keuangan anak perusahaan yang ditranslasikan TIDAK BOLEH berubah setelah ditranslasikan ke dalam mata uang presentasi. Misalnya: Jika CURRENT RATIO laporan keuangan perusahaan anak—yang menggunakan mata uang fungsional—sebelum ditranlasikan adalah 3:1 dengan GROSS MARGIN 30% dari PENJUALAN BERSIH, maka setelah ditranlasikan kedua rasio tersebut tidak boleh berubah. Tujuan utama translasi laporan keuangan (anak perusahaan) dengan mata uang asing ke mata uang pelaporan adalah: agar aktivitas semua bisnis (induk dan anak) bisa dievaluasi dengan menggunakan alat ekur ekonomis yang sama.
Untuk prosedur translasi (laporan keuangan) mata uang asing sesuai IFRS part-1, saya cukupkan sampai di sini. Di tulisan berikutnya (Part-2) saya akan bahas mengenai: translasi ke dalam mata uang fungsional, konversi transkasi dengan mata uang asing, dan disklosur-disklosur (footnotes) yang diperlukan dalam penyajian laporan posisi keuangan (Neraca) sehubungan dengan translasi (laporan keuangan) mata uang asing. Selamat berakhir pekan.